Sanitary landfill : Sistem pengolahan limbah padat yang umum di Indonesia
Sanitary Landfill adalah sistem pengelolaan (pemusnahan) sampah dengan cara membuang dan menumpuk sampah di lokasi cekung, memadatkannya , dan kemudian menimbunnya dengan tanah.
Lokasi yang dipergunakan biasanya jauh dari pemukiman untuk menghindarkan berbagai masalah sosial karena bau menyengat yang dihasilkan dari pembusukan sampah. Hal ini juga dilakukan agar bibit penyakit yang ada dalam sampah tidak sampai ke wilayah pemukiman.
Metode pengelolaan sampah dengan sanitary landfill adalah jenis yang paling umum digunakan dibanyak negara, termasuk Indonesia. Banyak lokasi TPA (Tempat Pembuangan Akhir) di negara ini yang menggunakan metode ini.
Alasan utama penggunaan sistem ini karena pengoperasiannya merupakan termurah dari berbagai opsi yang ada.
Salah satu contoh adalah TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Bantar Gebang, Bekasi.
Bagian-bagian sebuah TPA bersistem Sanitary Landfill
Sebuah wilayah yang menjadi tempat pembuangan akhir yang menggunakan sistem sanitary landfill, harus memiliki beberapa elemen, yaitu
- Lining system : atau bagian terbawah yang bersentuhan dengan tanah. Bagian ini biasa terbuat dari campuran tanah dan bentonite agar cairan dari pembusukan sampah tidak akan merembes ke dalam tanah dan mencemari air tanah
- Leachate Collection System : leachate atau lindi adalah cairan yang keluar dari pembusukan sampah dan terkontaminasi oleh berbagai bahan kimia atau bakteri. Oleh karena itu tidak boleh merembes ke dalam tanah. Selain lining system di bagian bawah , di atasnya akan dibuatkan leachate collection system untuk mengumpulkan lindi agar tidak menggenang dan pada akhirnya merembes ke dalam tanah
- Cover or cap system : gunanya untuk mengurangi air, seperti hujan yang masuk ke dalam tumpukan sampah agar jumlah leachate atau lindi tidak semakin banyak
- Sistem Ventilasi : pembusukan sampah akan menghasilkan gas metana dan konsentrasi gas tanpa bisa disalurkan beresiko menimbulkan ledakan
- Sistem Monitor : untuk mengawasi dan memberi peringatan dini jika terjadi kebocoran dalam sistem yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan
Keuntungan Menggunakan Metode Sanitary Landfill
Begitu populernya metode pengelolaan sampah yang satu ini adalah
- Murah : tidak memerlukan investasi besar dalam bentuk peralatan. Pengelolaan hanya memerlukan lahan yang luas dan jauh dari pemukiman selain peralatan operasional
- Dapat menampung berbagai jenis sampah
- Dapat dipersiapkan dalam waktu yang singkat
- Dapat dirubah menjadi penghasil energi listrik karena sampah akan mengeluarkan gas metana yang bisa dijadikan bahan bakar penggerak turbin
- Mengurangi polusi udara karena sampah-sampah tersebut berada di dalam tanah
Kerugian Menggunakan Metode Sanitary Landfill
Ada beberapa kelemahan atau kerugian menggunakan metode ini, terutama jika tidak dioperasikan dengan benar, seperti :
- Pencemaran air : sampah-sampah , terutama bahan organik atau kimia sering menghasilkan cairan yang dapat merembes ke dalam tanah dan bisa mencemari tanah dan air.
- Gas metana yang keluar dari proses pembusukan sampah, jika tidak dialirkan dapat menimbulkan bahaya ledakan seperti pernah terjadi di TPA Leuwigajah beberapa tahun yang lalu yang menimbulkan korban jiwa
- Membutuhkan lahan yang luas dan hal ini sulit tersedia di kota-kota yang sudah padat penduduknya
- Mendapat tentangan dari warga : masalah sosial yang timbul karena lokasi TPA yang dulunya jauh dari lokasi peukiman menjadi dekat akibat berkembangnya pemukiman penduduk
- Butuh biaya transportasi yang mahal dan juga menghasilkan polusi udara
Tidak ada komentar: